Gue bahkan belum merasa ngebanggain kedua orang tua gue. Kesempatan yang
kurang kah? Lingkungan yang tidak mendukung kah? Atau gue yang terlalu
takut untuk menghadapi perubahan? Mungkin ketiganya.
Ketika gue melihat mereka, mereka yang sukses, mereka yang berani mencoba, mereka yang berani mengambil resiko terhadap sesuatu, mereka yang berani mengambil keputusan, gue..... iri. Iri akan keberanian mereka. Iri akan apa yang mereka punya dan aku tidak punya. Dalam hati kecil, cita-cita gue adalah menjadi sukses, menjadi inspirasi.... seperti mereka di luar sana. Aku hanya tidak tahu bagaimana untuk memulai semuanya. Sisi lain hati gue bilang, "kamu bisa Ay!" Tapi di sisi hati gue yang lain juga bilang "Bagaimana jika kamu gagal?".
Permasalahan aku disini adalah bagaimana cara melawan rasa takut itu menjadi sebuah motivasi. Sebuah mimpi tanpa sebuah tindakan hanya akan menjadi bunga dalam tidur.
Ketika gue melihat mereka, mereka yang sukses, mereka yang berani mencoba, mereka yang berani mengambil resiko terhadap sesuatu, mereka yang berani mengambil keputusan, gue..... iri. Iri akan keberanian mereka. Iri akan apa yang mereka punya dan aku tidak punya. Dalam hati kecil, cita-cita gue adalah menjadi sukses, menjadi inspirasi.... seperti mereka di luar sana. Aku hanya tidak tahu bagaimana untuk memulai semuanya. Sisi lain hati gue bilang, "kamu bisa Ay!" Tapi di sisi hati gue yang lain juga bilang "Bagaimana jika kamu gagal?".
Permasalahan aku disini adalah bagaimana cara melawan rasa takut itu menjadi sebuah motivasi. Sebuah mimpi tanpa sebuah tindakan hanya akan menjadi bunga dalam tidur.
gue gak punya pengalaman apa-apa.
Ketika itu, hidup gue sedang dalam masa adaptasi, dikarenakan gue yang
baru saja pindah.Ya,ada something yg harus ngebuat pindah dari satu kota ke kota lain, menuntut gue untuk beradaptasi di
lingkungan gue yang baru. Ketika itu, sungguh tidak memungkinkan buat
gue untuk fokus pada lingkungan baru yang lain seperti organisasi,
ketika lingkungan kelas di sekolah yang baru saja belum selesai gue
jamah. Tapi bisakah hal itu jadi alasan untuk do nothing? Gue
rasa tidak. Ya, sekarang gue bilang tidak, karena bumbu-bumbu penyesalan
mulai timbul. Tapi dulu gue bakal bilang IYA. Gue gak bisa nyalahin
keadaan yang udah digariskan sama Allah. Tapi gue juga gak bisa bohong
sama perasaan gue, kalau keadaan itu yang gue yakini bikin gue jadi
kayak gini. Belum jadi orang yang produktif dan aktif.
0 komentar:
Posting Komentar